Macro photography adalah salah satu favorit saya. Foto
 makro sering kali membuat kita takjub bahwa ternyata ada "dunia lain" 
selain yang biasa kita lihat. Bentuk-bentuk, warna, aturan social, dan 
hal lainnya yang sama sekali berbeda dengan yang biasa kita lihat. Ulat 
yang biasa kita pandang jijik, kadang, membuat kita takjub dengan 
struktur tubuh dan warnanya. Laba-laba kecil yang biasa kita lihat 
sepele bisa membuat kita terbelalak dengan kekejamannya ketika 
mencengkram mangsa. 
"Macro", begitu teman-teman 
fotografer menyebutnya, adalah salah satu cabang fotografi yang 
mengambil obyek dengan jarak dekat kurang dari 1 meter dengan perbesaran
 minimal 1:1. Artinya 1 cm ukuran obyek tetap menjadi 1 cm direkam dalam
 sensor atau film. Bahkan ada kamera dan lensa yang mampu memperbesar 
hingga beberapa kali. Artinya 1 cm obyek bisa menjadi 2 atau 3 cm 
direkam dalam sensor. Dari sinilah kemudian istilah "macro" digunakan. 
Berbeda dengan foto umumnya (portrait atau landscape misalnya) setiap 
foto mengalami pengecilan. TInggi orang 1,5 meter hanya direkam dalam 
sensor setinggi 1,5cm misalnya. Beberapa kalangan menyebut pula dengan 
"micro" dengan pengertian obyek yang diambil biasanya benda-benda yang 
sangat kecil.
Untuk mendalami "macro" sebenarnya susah-susah 
gampang. Susahnya karena hampir semua proses secara manual. Berbeda 
dengan tema foto lain yang mudah dilakukan dengan mode otomatis. 
Susahnya lagi untuk foto macro kita perlu lensa yang khusus, sebagian 
lensa tersebut cukup mahal. Namun ada juga peralatan yang bisa kita buat
 sendiri untuk mengganti lensa makro yang mahal itu 
Mudahnya,
 macro bisa menjangkau semua jenis obyek yang berada disekitar kita. 
Lalat, nyamuk, ulat, bunga, daun, cincin atau apa saja yang menurut Anda
 menarik bisa dijadikan obyek.
Berikut 5 tips untuk foto macro:
- Atur setting pada mode makro. Biasanya pada kamera ditandai dengan gambar kuncup bunga.
 - Bila ada setting secara manualnya, set speed tidak kurang dari 1/200, karena ukuran benda kecil dan dilakukan perbesaran maka kita akan melihat gerakan atau goyangan kecil obyek seperti gempa besar dilihat dari balik lensa. Pengalaman
 - Pastikan setting aperture (diafrahma) pada bukaan yang kecil, paling tidak 8 sampai 16. Ini untuk mengatasi kedalaman focus. Dalam mode macro deep of field sangat tipis. Sehingga bukaan yang besar (2.8 sampai 6) mudah membuat out of focus. Dengan bukaan aperture besar maka membuat bidang focus makin lebar pula.
 - Hindari blitz, karena akan membuat foto menjadi datar dan tidak menarik. Selain itu, bila obyek adalah serangga kecil akan membuat mereka kabur.
 - Ambil beberapa shot dengan setting yang berbeda. Seperti disebutkan di atas, sebagian besar macro menggunakan setting manual. Jadi kita perlu mencari setting mana yang menghasilkan foto sesuai keinginan kita.
 
OK…let's take macro.