Sabtu, 03 Maret 2012

Minimum Focusing Distance

Semua jenis lensa yang tersedia di pasaran memiliki titik dimana jika kita bergerak lebih dekat ke obyek foto, maka lensa tidak akan bisa fokus (blur). Secara umum, titik ini biasa disebut Minimum Focusing Distance (MFD) atau jarak fokus minimum. MFD dinyatakan dalam satuan panjang (misal 0,5 m) diukur dari jarak sensor cahaya di kamera sampai dengan obyek foto. Jika sebuah lensa, seperti foto diatas memiliki MFD 0,25 meter (25 cm) berarti bahwa jarak minimum obyek foto ke sensor foto agar foto tetap tajam adalah 25 sentimeter, begitu kita membawa obyek foto lebih dekat ke kamera, maka foto akan mulai blur.
Informasi besaran Minimum Focusing Distance biasanya tertulis di lensa itu sendiri (seperti foto diatas), jika anda bingung mencarinya di lensa, anda akan tetap menemukannya di spesifikasi teknis di buku manual maupun katalog lensa tersebut.
Informasi mengenai MFD sebenarnya tidak banyak berguna bagi pengguna umum, namun jika anda menggemari fotografi makro (close up), berapa MFD sebuah lensa adalah informasi penting. Karena lensa makro memang dari awal dirancang untuk memenuhi kebutuhan para fotografer makro, maka untuk rata-rata lensa makro, MFD-nya bisa mencapai 16 cm. Dan karena jarak 16 cm ini diukur dari posisi sensor cahaya – obyek foto, maka kita ibaratnya bisa menempelkan ujung lensa ke obyek foto dan lensa makro tersebut masih bisa mengambil fokus.
Sementara MFD untuk kategori lensa SLR (non makro) biasanya sekitar 30 cm atau lebih. Sebagai contoh lensa Nikon 50mm f/1.4 G dibawah ini tertulis memiliki MFD 0,45 m (sama dengan 45 cm MFD).

Foto Lebih tajam


Menghasilkan foto yang tajam setajam silet adalah keinginan banyak pecinta fotografi, dan beragam fitur kamera serta aksesoris tambahan sudah diciptakan untuk membantu kita menghasilkan foto yang tajam ini. Dari tripod, stabiliser (lensa ataupun kamera) sampai dengan software editor foto yang dilengkapi tool untuk mempertajam hasil akhir foto.

Cara memegang kamera

Cara memegang kamera sangat berpengaruh pada stabilitas kamera (baca: ketajaman foto), bacalah bagaimana cara memegang kamera yang baik.

Shutter Speed.

Jika anda mempercepat shutter speed, maka foto anda akan semakin tajam. Ingat aturan baku agar foto tajam saat anda memotret handheld : ” gunakan shutter speed yang lebih cepat dibanding panjang fokal lensa anda”. Begini penjabarannya:
  • Jika panjang lensa anda 50mm, potretlah dengan shutter speed 1/60 detik atau lebih cepat
  • Jika panjang lensa anda 100mm, gunakan shutter speed 1/125 detik atau lebih cepat
  • Jika panjang lensa anda 200mm, gunakan shutter speed 1/250 detik atau lebih cepat

Aperture

Aperture berpengaruh pada depth of field (daerah fokus dalam foto anda). Mengurangi aperture (memperbesar angkanya, misal anda memilih f/22) akan menambah depth of field, artinya area tajam dalam foto akan semakin besar meliputi obyek yang dekat maupun jauh, sehingga ketajaman foto secara keseluruhan justru berkurang.
Maka lakukan sebaliknya, pilih aperture yang besar (angkanya kecil, misal f/4), maka anda akan memusatkan area tajam hanya didekat fokus. Memilih aperture yang besar memungkinkan anda mendapatkan shutter speed yang lebih cepat.

ISO

Menambah ISO akan mempercepat shutter speed serta memungkinkan anda memilih aperture yang lebih besar. Jika anda memotret di dalam ruangan, perbesar-lah ISO, tapi jangan berlebihan (misal: pilih ISO 600 untuk memotret didalam rumah). memilih ISO yang terlalu tinggi (diatas 800), bisa menyebabkan noise (bintik hitam kecil) dalam foto mulai terlihat.

Fokus

Jangan hanya percaya dengan autofokus kamera, periksalah secara cermat menggunakan mata dimata titik fokus anda berada. Ketika memotret wajah dalam jarak dekat, pastikan fokusnya jatuh diarea mata. Ketika memotret obyek, pastikan fokusnya memang ada dimana anda ingin area tersebut paling tajam. Autofokus kamera bisa saja salah dan justru menjatuhkan fokus disamping obyek yang anda inginkan.

Lensa

Jika anda kebetulan memiliki kamera SLR, pilihlah lensa terbaik yang bisa anda beli. Lensa yang berkualitas baik bisa secara drastis meningkatkan ketajaman foto anda. Lensa KIT yang biasanya ditawarkan dijual sebagai paket komplit bersama kamera biasanya kualitas-nya payah. Saran saya, jika anda baru akan membeli kamera SLR, belilah secara terpisah antara kamera (body only) dan lensa. Jangan membeli paket KIT. Lensa dengan kualitas bagus biasanya ditandai dengan aperture yang besar (misal f/2.8).

Sweet Spot Lensa

Lensa memiliki sweet spot-nya masing-masing. Sweet spot adalah aperture tertentu dimana lensa akan menghasilkan foto yang paling tajam. Sweet spot lensa biasanya berada dua stop diatas batas maksimal kemampuan aperture lensa. Misal, untuk lensa f/2.8 maka sweet spot-nya ada di f/5.6. Maka gunakan aperture f/5.6 jika anda memotret dengan lensa itu, foto anda akan tajam setajam silet.

Tripod

Tripod memang tidak praktis dan merepotkan, namun jika anda “sudi” membawanya, anda akan memperoleh foto yang lebih tajam. Terutama jika anda ingin menghasilkan foto HDR atau panorama, relakanlah membawa tripod.

Kapan memakai ISO tinggi?

Bila memungkinkan, kita sebaiknya mengunakan ISO rendah (100 atau 200) karena kualitas foto akan memburuk seiring kita meningkatkan ISO. Di kamera digital SLR keluaran satu dua tahun terakhir, batasan antara foto yang baik dan foto yang buruk (karena banyaknya noise) berkisar antara ISO 800 dan 1600. Banyak keadaan dimana kita mau tak mau mengunakan ISO yang relatif  tinggi karena foto bisa blur atau terlalu gelap.
 
Ada beberapa skenario dimana ISO tinggi dibutuhkan:

1. Ketika kita berada di lingkungan cahaya yang agak gelap seperti di malam hari atau di dalam ruangan, dan kita tidak mengunakan tripod. Perhatikan shutter speed, bila shutter speed sudah kurang dari sekitar 1/30 atau 1/60 detik (tergantung lensa, makin panjang lensanya, shutter speed yang cepat makin penting), itu tandanya kita perlu menaikkan ISO supaya shutter speed bisa dipercepat.

2. Ketika memakai telefoto yang panjang seperti 200mm, kita butuh shutter speed yang lumayan cepat juga, yaitu sekitar 1/jarak fokal X crop factor sensor kamera. Contoh bila memakai kamera Canon 550D, maka 1/200 X 1.6 = 1/320 bila tidak gambar akan berpotensi kabur. Bila lensa tersebut memiliki teknologi peredam getar (IS/VR/SS/SR) maka shutter speednya tidak butuh 1/320 tapi sekitar 1/80 detik saja sudah cukup. Bila kita tidak mendapatkan shutter speed tersebut, kita perlu menaikkan ISO sampai shutter speed minimal terpenuhi.

3. Mirip seperti no. 1. Ketika kita foto subjek yang bergerak cepat dan cahaya yang ada agak gelap. Dengan menaikkan ISO, kita bisa mendapat shutter speed yang lebih cepat untuk membekukan foto.

4. Ketika mengunakan lampu kilat/flash dan kekuatan flash terlalu lemah untuk menerangi subjek dan latar belakang. Kita bisa menaikkan ISO supaya intensitas cahaya flash dan cahaya lingkungan lebih terekam.

5. Ketika kita mengunakan setting bukaan kecil seperti f/8 atau f/16 dan shutter speed yang digunakan terlalu lambat, maka kita perlu menaikkan ISO supaya kita bisa mempercepat shutter speed supaya foto tidak kabur.

6. Saat kita ingin foto kita memiliki efek artistik dengan adanya noise atau berpasir seperti foto hitam putih jaman dahulu.

Kalau melihat skenario-skenario diatas, maka bisa disimpulkan bahwa ISO sangat berkaitan dengan kondisi cahaya lingkungan dan shutter speed. Peran ISO disini memungkinkan kita memilih shutter speed yang lebih cepat supaya foto kita tidak kabur atau terlalu gelap.


Sumber: info fotografi ((semoga bermanfaat))

Menghadapi pemandangan yang kontras

Ketika perbedaan terang gelap di suatu tempat sangat tinggi seperti pada foto pemandangan, dimana langit jauh lebih terang daripada laut, maka kita harus berkompromi dengan setting exposure.
Rentang dinamis sensor kamera digital terbatas dan tidak seperti mata manusia, maka dari itu jika kita memprioritaskan bagian yang gelap, bagian yang terang menjadi terlalu terang, dan sebaliknya jika kita memprioritaskan bagian yang terang, bagian yang gelap menjadi terlalu gelap.
Pertama-tama, pilihan format foto yang saya pakai berbentuk RAW supaya saya bisa menyelamatkan di daerah terang dan gelap tanpa mengurangi kualitas foto secara berlebihan. Tentunya setelah memotret, dibutuhkan langkah tambahan yaitu kita harus mengedit foto lagi.
Biasanya saya memprioritaskan pada bagian yang terang karena lebih sulit menyelamatkan detail di daerah yang terlalu terang daripada membuat daerah yang gelap menjadi terang.
Contohnya, di mode program (P), saya akan mengunakan metering mode spot/partial lalu saya akan arahkan ke bagian yang terang dan kemudian mengingat setting bukaan dan shutter speed yang dipilih kamera. Lalu saya akan mengunakan mode manual dan menetapkan setting yang saya catat dalam pikiran saya, merekomposisi foto dan kemudian memotret.
Jika kita memilih untuk mengunakan format JPG, kita bisa mengatur keseimbangan kontras antara highlight dan shadow dengan mengaktifkan fitur Active D-Lighting (Nikon) atau Auto Lighting Optimizer (Canon). Dengan fitur ini, kita bisa mengurangi kontras antara bagian yang terang dan gelap. Akibatnya, detail di bagian terang dan gelap, serta pencahayaan yang lebih seimbang bisa didapatkan. Jangan aktifkan fitur ini jika kita justru ingin foto yang memiliki kontras yang tinggi (saat kita ingin bagian yang gelap, gelap total).
Ada fitur yang dinamakan highlight tone priority. Fitur ini terdapat di kamera DSLR Canon. Fitur ini diaktifkan di menu custom function. Fungsinya adalah untuk menyelamatkan detail bagian yang terang (highlight). Fitur ini cocok untuk subjek foto yang berwarna putih seperti baju pengantin. Dengan aktifnya fitur ini, detail-detail dari gaun pengantin akan terjaga. Namun ada kelemahan fitur ini, yaitu saat fitur ini aktif, ISO 100 dan 12800 tidak bisa digunakan. Selain itu, bagian yang gelap (shadow) akan lebih gelap. Karena kelemahan itu, gunakan fitur ini jika benar-benar dibutuhkan.
Foto kontras

Di foto diatas, keadaan di dalam ruang candi tua sangat gelap sedangkan cahaya di luar sangat terang. Maka itu pemandangan ini disebut pemandangan yang kontras. Untuk menyeimbangkannya, saya mencari setting exposure supaya bagian luar ruangan tidak  terlalu terang. Dan kemudian baru menerangkan bagian dalam candi yang gelap dengan software Adobe Photoshop Lightroom.

::::sumber : info fotografi (semoga bermanfaat)

Lensa fix hanya bisa bikin blur background?

kita sering mendengar  pertanyaan apakah mengunakan lensa fix sepperti 35mm, 50mm dan 85mm berbukaan besar (f/1.4 atau f/1.8) hasil fotonya akan selalu menyebabkan latar belakangnya blur?
Nikon 35mm f/1.8 DX
Nikon 35mm f/1.8 DX
Jawabannya adalah tidak benar, karena bukaan lensa tersebut bisa kita kecilkan ke f/8 atau lebih kecil lagi. Akibatnya ruang tajam akan luas sehingga foto akan tajam dari ujung ke ujung.
Kebanyakan pemula yang saya amati mengunakan bukaan yang besar-besar seperti f/1.8 di setiap jepretan. Masalahnya, tidak semua foto optimal dengan setting bukaan f/1.8.

Contoh praktisnya:
F/1.4 – F/2 saya pakai untuk membuat latar belakang sangat blur dan hanya bagian yang saya fokus saja yang tajam, misalnya mata.
Bagian telinga, hidung, rambut biasanya sudah blur. Saya akan sangat berhati-hati mengunakan bukaan sebesar ini karena meleset sedikit fokusnya, maka foto menjadi tidak tajam.
F/2.8 sering saya gunakan untuk portrait karena ruang tajamnya lebih luas, sehingga seluruh wajah orang terlihat tajam.
F/4 saya gunakan untuk memastikan foto dua orang dalam satu frame tajam/fokus.
F/8 atau lebih kecil saya gunakan untuk foto kelompok (lebih dari 4 orang) atau foto pemandangan.
Jadi, jangan hanya mengunakan lensa fix di bukaan yang terbesarnya saja, tapi cobalah bukaan-bukaan yang lain sesuai kondisi dan keinginan Anda..

_sumber : info fotografi (semoga bermanfaat )

Google kembangkan kacamata masa depan

Kacamata ini akan berbasis Android, dan berfungsi hampir sama seperti smartphone.



Saat meluncurkan tablet iPad, pendiri Apple Steve Jobs pernah mendeklarasikan berakhirnya era PC dan dimulainya era post-PC. Ucapan Steve Jobs ini sepertinya menjadi sebuah penanda awal perkembangan teknologi mobile, dari perangkat genggam hingga kacamata. 

Perusahaan teknologi Google dikabarkan sedang mengembangkan kacamata berteknologi tinggi, yang akan memiliki fungsi hampir sama seperti smartphone berbasis Android. Dengan demikian, penggunanya akan mampu mengumpulkan informasi, hingga berkomunikasi dengan menggunakan kacamata ini.

Mengutip laman New York Times, sejumlah karyawan Google yang terlibat proyek ini bahkan mengatakan kacamata ini akan dipasarkan akhir tahun ini. Mereka mengungkap bahwa kacamata canggih ini akan dijual seharga smartphone, yaitu sekitar US$ 250 hingga US$ 600.

Kacamata ini juga disebut akan menggunakan sistem operasi Android. Adapun layarnya akan bisa dilihat saat kacamata itu digunakan. Bahkan, kacamata ini disebut akan menggunakan jaringan 3G atau 4G, dan dilengkapi sensor gerak dan GPS.

Kabar ini pertama kali dipublikasi oleh seorang blogger Seth Weintraub di blognya, "9 to 5 Google". Selain menyebut berbasis Android, Seth juga mendapat informasi dari sumbernya bahwa model kacamata itu akan mirip dengan Oakley Thumps.

Seth juga menulis kacamata akan memiliki sistem navigasi unik, yaitu dengan menggerakkan kepala untuk scroll atau klik. "Ini akan mudah dipelajari dan pengguna akan beradaptasi secara cepat dengan navigasi, yang akan alamiah dan tak terlihat mencolok oleh orang yang melihatnya," tulis Seth.

Kacamata yang oleh Seth disebut "Heads Up Display" ini juga dikabarkan akan mampu memberikan informasi mengenai lokasi, gedung-gedung, dan teman yang ada di lingkungan sekitar. Walau begitu, kacamata ini disarankan untuk tidak digunakan secara konstan, karena memang tidak didesain untuk penggunaan dalam jangka waktu lama.

Tapi juru bicara Google menolak memberi komentar mengenai kacamata masa depan ini.

Selain Google, perusahaan yang fokus di teknologi visual, Lumus, juga dikabarkan sedang membuat kacamata sejenis. Kacamata PD-18-2 ini memungkinkan pengguna melihat gambar berkualitas tinggi sambil berjalan atau melakukan aktivitas sehari-hari.

• VIVAnews

Kodak jual layanan onlinenya



Perusahaan peralatan fotografi Eastman Kodak Co., mengaku bangkrut dan telah mengajukan perlindungan pailit ke pengadilan di Kota New York, Januari lalu. Ibarat sudah jatuh tetap tertimpa tingga, Kodak pun terpaksa menjual layanan online-nya.

Mengutip Reuters, Kodak menjual layanan online ke Shutterfly Inc. Nilai penjualan disebut seharga US$ 23,8 juta, atau sekitar Rp 217 miliar. Penawaran yang diajukan Shutterfly merupakan penawaran minimal alias yang termurah, tapi tidak ada penawaran lain yang melebihi angka ini.

Saham Shutterfly pun naik 18 persen hingga US$ 31,7 dalam perdagangan saham lanjutan, usai pembelian Kodak itu dirilis. Dalam bursa saham di Nasdaq kemarin, saham Shutterfly sendiri ditutup di angka US$ 26,91.

Usai pembelian layanan online Kodak, Shutterfly mengatakan akan segera transfer akun pelanggan dan gambar di Kodak Gallery AS dan Kanada ke Shutterfly. Tapi, pelanggan tetap memiliki opsi jika tidak mau foto mereka ditransfer.

Saat ini, Kodak sendiri diperkirakan akan fokus ke bisnis pelanggan dengan retail dan produk print rumahan.

Selama ini, Kodak Gallery merupakan layanan yang digunakan pelanggan untuk menyimpan dan berbagi gambar para pengguna, yang juga memiliki fitur kustomisasi print untuk photobooks, kartu, dan album. Kodak Gallery tercatat memiliki 75 juta pengguna.

Dengan pembelian ini, Shutterfly diperkirakan akan menambah pundi-pundinya dari pelanggan baru. Apalagi tahun lalu Shutterfly membeli perusahaan desain kartu Tiny Prints seharga US$ 333 juta, yang berhasil meningkatkan pendapatan.

• VIVAnews

Otak Dicangkok Komputer, Etis atau Tida

Jelas, teknik ini membuat batas antara manusia dan mesin menjadi kabur.


Sekelompok ilmuwan di Inggris mengajukan debat etika mengenai teknologi baru yang memasangkan teknologi komputer ke otak sehingga menghasilkan manusia super, yang memiliki konsentrasi tinggi atau bisa mengendalikan senjata dengan pikiran.
Jelas, teknik ini membuat batas antara manusia dan mesin menjadi kabur.

Ilmuwan yang tergabung dalam Dewan Nuffield untuk Bioetika ini meluncurkan debat ini pada Kamis 1 Maret 2012.

"Mengintervensi otak selalu meningkatkan harapan dan ketakutan sama banyaknya. Berharap bisa menyembuhkan penyakit berbahaya dan ketakutan akan konsekuensi meningkatkan kapabilitas manusia melampaui normal," kata Thomas Baldwin, profesor filsafat dari Universitas York, Inggris, yang memimpin studi ini.

"Harapan dan ketakutan ini menantang kita berpikir hati-hati mengenai pertanyaan mendasar terkait otak: Apa yang membuat kita manusia? Apa yang membuat kita sebagai seorang individu? Dan bagaimana serta mengapa kita berpikir dan bertindak?"

Dewan independen yang didirikan untuk membahas isu etika ini ingin berfokus pada tiga areal utama neuroteknologi yang mengubah otak: brain-computer interfaces (BCIs), teknik stimulasi syarah seperti stimulasi otak dalam (DBS) dan terapi cangkok sel syaraf.

Teknologi-teknologi ini, seperti dilansir Reuters, sudah mencapai beragam tahap pengembangan untuk keperluan pengobatan penyakit Parkinson, depresi dan strok. Para ahli berharap, ada pengembangan baru untuk pasien dengan kerusakan otak berat.

Namun bagian menakutkan dari teknologi ini berkembang di luar bidang kesehatan. Di militer, penerapan antarmuka otak-komputer bisa digunakan untuk pengembangan senjata yang bisa dikendalikan dengan sinyal otak. Di industri game, teknologi antarmuka ini juga menjadi riset penting.

"Jika antarmuka otak-komputer digunakan untuk mengendalikan pesawat militer atau senjata dari jauh, siapa yang mengambil tanggung jawab atas tindakan itu? Bukankah ini mengaburkan batas antara manusia dan mesin," kata Baldwin.

Konsultasi soal etika ini dibuka sampai 23 April ini. Tahun depan, Dewan Etika ini berharap bisa melahirkan rekomendasi.

• VIVAnews

Lenovo Hadirkan Dua Seri Komputer untuk UKM




Lenovo kembali memperkenalkan perangkat untuk kalangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Dua PC Dekstop, ThinkCentre Edge 91Z dan ThinkCentre Edge 71Z, menjadi produk yang dibuat Lenovo sesuai dengan kebutuhan pengusaha UKM. Dekstop ini memberikan diferensiasi utama pada sistem keamanan.

Sistem keamanan yang diperkenalkan yakni Secure Data Disposal. Keamanan ini mengkhususkan untuk menghapus data yang ada, sehingga data penting tidak dapat kembali.

"Soal keamanan data menjadi sangat penting untuk keperluan bisnis," ujar Antony Widjaja, Product Specialist SMB Lenovo dalam perkenalan produk di Grand Indonesia, Jumat 2 Maret 2012.

Keamanan lain yakni System Migration Assistant. Ini berfungsi untuk memindahkan data dan setting saat memindahkan sistem. Fitur Rescue Recovery membantu pengguna jika membutuhkan back up dan restore data saat tertdapat masalah pada sistem operasi.

Keduanya mengusung gaya dan desain yang hemat tempat dalam satu mesin. Untuk sisi hiburan, terdapat ruang DVD player di punggung dekstop. Sisi grafis didukung dengan pilihan grafis dari ATI Radeon atau Nvidia.

Untuk konektivitas kedua seri ini memiliki port USB 2 di samping dan 4 di belakang.

Seri 91Z menggunakan prosesor generasi kedua Intel Core i7, layar full HD 21,5 inchi frameless, 1 GB, dan AMD Radeon Discrete Graphics untuk mendukung kebutuhan multimedia. Selain itu seri ini juga dilengkapi memori 16 GB dan ruang hard drive hingga 1TB, pilihan SSD hingga 160 GB, dan Sistem operasi Windows 7.

Power yang digunakan diklaim mampu hemat dengan 150 - 180 watt. Desain seri ini juga mengutamakan space saving yang tanpa kabel dan ramping.

Sedangkan seri 71Z menggunakan prosesor Intel Dual Core i5 dengan power hanya 150 watt, layar 20 inchi, SSD pilihan sampai 8G. Sedangkan desain ini masih terdapat kabel ke dekstop tapi tidak rumit.

Untuk penempatan, kedua seri ini bisa fleksibel, dapat di taruh di meja ataupun ditempel di tembok.

Pengguna juga dapat memilih security dengan sistem finger print dengan ditambahkan keyboard khusus. 




• VIVAnews

Microsoft Luncurkan Pratinjau Windows 8

 Setelah hampir enam bulan sejak diperkenalkan, Microsoft akhirnya meluncurkan edisi pratinjau dari sistem operasi terbarunya, Windows 8. Pecinta sistem operasi Windows pun bisa mencoba software ini sebelum versi penuhnya (full version) diluncurkan.


Seperti dikutip dari laman BBC, Microsoft menyebut Windows 8 sebagai produk rancang ulang paling signifikan di antarmuka Windows. Terakhir, Microsoft menyebut Windows 95 sebagai terobosan antarmuka.

Dengan antarmuka yang dinamakan "Metro" ini, Microsoft menggunakan desain sama dengan yang telah digunakan di Windows Phone.





Presiden Windows, Steven Sinofsky, mengatakan ada lebih dari 100.000 perubahan dilakukan, sejak versi untuk developer diperkenalkan.

Perubahan utama terlihat dengan tidak adanya fitur "Start". Selama ini, "Start" menghiasi bagian kiri-bawah di semua sistem operasi Windows. Fitur "Start" ini akan diganti dengan menu berbasis panel geser (sliding panel).

Windows 8 pun terkesan mengkombinasikan bentuk dan cita rasa yang selama ini digunakan sistem operasi untuk smartphone, tablet, dan desktop. Nuansa iOS dan Android pun dinilai tetap terasa di sistem operasi ini.

Antarmuka geser (slide interface) ini akan berpadu dengan bentuk layout tradisional Windows, dengan program yang khas Microsoft, seperti Excel dan Word.

"Windows 8 adalah perubahan yang secara mendasar di sistem operasi Windows," kata Sinofsky, dalam peluncuran di acara Mobile World Congress 2012 di Barcelona, Spanyol, kemarin.

"Aplikasi-aplikasi ini menghidupkan sistem operasi. Makin banyak aplikasi yang Anda miliki, semakin baik pengalaman Anda menggunakan ini," tutur Sinofsky.

Tapi tanggal peluncuran resmi versi penuh Windows 8 belum diumumkan Microsoft.