Kamis, 22 Maret 2012

Studi: Permukaan Air Laut Global akan Naik 22 Meter

Kendati manusia berhasil membatasi pemanasan global jadi dua derajat Celsius, sebagaimana disarankan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change, generasi masa depan harus berhadapan dengan permukaan air laut yang 12 sampai 22 meter lebih tinggi daripada saat ini. Beberapa peneliti yang dipimpin Kenneth Miller, profesor Ilmu Planet dan Bumi di Rutgers University, mencapai kesimpulan itu setelah mempelajari batu karang dan inti tanah di Virginia, Eniwetok Atoll di Pasifik serta Selandia Baru.
Mereka meneliti lempengan zaman Pliocen, 2,7 juta sampai 3,2 juta tahun lalu, saat terakhir kali tingkat karbon dioksida di atmosfir berada pada tingkat saat ini, dan temperatur atmosfir dua derajat Celsius lebih tinggi daripada sekarang.

"Perbedaan dalam volume air yang dikeluarkan sama dengan pencairan seluruh Lapisan Es di Greenland dan Antartika Barat, serta sebagian margin kelautan di Lapisan Es Antartika Timur," kata Direktur Program Division of Earth Sciences di National Science Foundation, Richard Lane yang mendanai kegiatan tersebut.

"Kenaikan semacam itu pada permukaan samudra jaman moden akan merendam semua pantai di dunia dan mempengaruhi sebanyak 70 persen populasi dunia," kata Lane di penelitian yang disiarkan di jurnal Geology, Senin (19/3).

"Anda harus menjual rumah pantai Anda. Sebab pencarian lapisan es besar ini akan terjadi dari beberapa abad sampai beberapa ribu tahun," kata Kenneth Miller. "Lintasan saat ini bagi kenaikan global permukaan air laut Abad 21 ialah 0,8 sampai satu meter akibat menghangatnya air samudra, pencairan sebagian gletser gunung, dan pencarian sebagian lapisan es Greenland serta Kutub Selatan." 

Namun Kennter Miller mengatakan penelitian itu menyoroti kepekaan lapisan es besar di Bumi terhadap perubahan temperatur, sehingga menunjukkan bahwa sekalipun sedikit saja peningkatan temperatur bisa mengakibatkan kenaikan permukaan air laut dalam jumlah besar.(ant/DOR)

0 komentar:

Posting Komentar