Sabtu, 10 Maret 2012

Foto makro

Macro photography adalah salah satu favorit saya. Foto makro sering kali membuat kita takjub bahwa ternyata ada "dunia lain" selain yang biasa kita lihat. Bentuk-bentuk, warna, aturan social, dan hal lainnya yang sama sekali berbeda dengan yang biasa kita lihat. Ulat yang biasa kita pandang jijik, kadang, membuat kita takjub dengan struktur tubuh dan warnanya. Laba-laba kecil yang biasa kita lihat sepele bisa membuat kita terbelalak dengan kekejamannya ketika mencengkram mangsa. 

"Macro", begitu teman-teman fotografer menyebutnya, adalah salah satu cabang fotografi yang mengambil obyek dengan jarak dekat kurang dari 1 meter dengan perbesaran minimal 1:1. Artinya 1 cm ukuran obyek tetap menjadi 1 cm direkam dalam sensor atau film. Bahkan ada kamera dan lensa yang mampu memperbesar hingga beberapa kali. Artinya 1 cm obyek bisa menjadi 2 atau 3 cm direkam dalam sensor. Dari sinilah kemudian istilah "macro" digunakan. Berbeda dengan foto umumnya (portrait atau landscape misalnya) setiap foto mengalami pengecilan. TInggi orang 1,5 meter hanya direkam dalam sensor setinggi 1,5cm misalnya. Beberapa kalangan menyebut pula dengan "micro" dengan pengertian obyek yang diambil biasanya benda-benda yang sangat kecil.

Untuk mendalami "macro" sebenarnya susah-susah gampang. Susahnya karena hampir semua proses secara manual. Berbeda dengan tema foto lain yang mudah dilakukan dengan mode otomatis. Susahnya lagi untuk foto macro kita perlu lensa yang khusus, sebagian lensa tersebut cukup mahal. Namun ada juga peralatan yang bisa kita buat sendiri untuk mengganti lensa makro yang mahal itu
Mudahnya, macro bisa menjangkau semua jenis obyek yang berada disekitar kita. Lalat, nyamuk, ulat, bunga, daun, cincin atau apa saja yang menurut Anda menarik bisa dijadikan obyek.

Berikut 5 tips untuk foto macro:
  1. Atur setting pada mode makro. Biasanya pada kamera ditandai dengan gambar kuncup bunga.
  2. Bila ada setting secara manualnya, set speed tidak kurang dari 1/200, karena ukuran benda kecil dan dilakukan perbesaran maka kita akan melihat gerakan atau goyangan kecil obyek seperti gempa besar dilihat dari balik lensa. Pengalaman
  3. Pastikan setting aperture (diafrahma) pada bukaan yang kecil, paling tidak 8 sampai 16. Ini untuk mengatasi kedalaman focus. Dalam mode macro deep of field sangat tipis. Sehingga bukaan yang besar (2.8 sampai 6) mudah membuat out of focus. Dengan bukaan aperture besar maka membuat bidang focus makin lebar pula.
  4. Hindari blitz, karena akan membuat foto menjadi datar dan tidak menarik. Selain itu, bila obyek adalah serangga kecil akan membuat mereka kabur.
  5. Ambil beberapa shot dengan setting yang berbeda. Seperti disebutkan di atas, sebagian besar macro menggunakan setting manual. Jadi kita perlu mencari setting mana yang menghasilkan foto sesuai keinginan kita.
OK…let's take macro.

0 komentar:

Posting Komentar